Add caption |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mikro, kecil, dan menengah
dalam perekonomian
suatu negara memiliki
peran yang penting. Bukan hanya di Indonesia, tetapi
kenyataan menunjukkan bahwa posisi usaha mikro, kecil, dan menengah mempunyai peranan strategis di
negara-negara lain juga. Indikasi yang menunjukkan peranan
usaha mikro, kecil, dan menengah itu dapat dilihat dari
kontribusinya terhadap PDB, Eksport non-migas, penyerapan
tenaga kerja, dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti. Adapun
peranan yang sangat strategis dan
penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat
dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam
menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala
lebih besar.
Ketiga, kontribusi UMKM
dalam pembentukkan
PDB cukup
signifikan. Keempat,
memiliki sumbangan kepada devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil.
Keberhasilan
untuk bertahan
dalam masa krisis tidak serta merta menjadikan
UMKM mampu
berkembang dengan
baik. Banyak faktor yang mempengaruhi lambannya
perkembangan usaha tersebut, antara lain perhatian dari pemerintah dan kalangan perbankan yang dirasakan masih kurang. Walaupun upaya-upaya untuk meningkatkan
perhatian kepada
UMKM sudah dilakukan, masih banyak pekerjaan rumah yang belum
terselesaikan secara
optimal. Pekerjaan
rumah
tersebut antara lain adalah
upaya pembinaan, pengembangan
dan juga pendanaan (modal) kepada sektor UMKM. Sementara modal
memang penting, tetapi
dalam mewujudkan komitmennya pemerintah baru pun harus terpusat pada rencana nasional. Masalahnya bahwa belum ada kejelasan kebijakan industri dan bagaimana yang diadopsi nanti agar lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bagi penggangguran dan mengatasi kemiskinan.
B. Tujuan
Tujuan khusus yang diharapkan dari pelaksanaan penyuluhan pengembangan kewirausahaan
usaha mikro kecil menengah di desa Tanggul Harapan:
1. Dengan adanya
penyuluhan maka UMKM
yang kekurangan
dalam permodalan
dapat
mengetahui bagaimana cara untuk mendapatkan modal usaha.
2. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam pemasaran
dapat mengetahui bagaimana cara untuk memasarkan produk usahanya.
3. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam menghadapi persaingan
usaha yang ketat dapat mengetahui bagaimana cara untuk menghadapi persaingan yang
ketat dalam menjalankan usaha.
4. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam mencari pemasok bahan
baku dapat mengetahui
bagaimana cara mencari pemasok bahan baku dalam menjalankan usahanya.
5. Dengan
adanya penyuluhan
maka
UMKM yang kesulitan
dalam teknis produksi dan
keahlian dapat mengetahui bagaimana
teknis produksi dan keahlian dalam menjalankan
usahanya.
6. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam keterampilan manajerial (SDM),
dapat mengetahui bagaimana keterampilan manajerial (SDM) dalam menjalankan
usahanya.
7. Dengan adanya penyuluhan
maka
UMKM yang kesulitan dalam
masalah
manajemen
termasuk
dalam keuangan dan
akuntansi, dapat menyelesaikan masalah manajemen
termasuk dalam keuangan dan akuntansi dalam menjalankan usahanya
8. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam masalah iklim
usaha yang
kondusif seperti adanya kemudahan dalam hal perijinan, perundangan yang memadai dan kondisi makro ekonomi yang stabil,
dapat mengetahui masalah iklim usaha yang kondusif seperti
adanya kemudahan dalam hal
perijinan, perundangan yang memadai dan kondisi
makro ekonomi yang stabil dalam menjalankan usahanya
A. Waktu dan Tempat
BAB
II METODE PELAKSANAAN
Penyuluhan kewirausahaan dilaksanakan pada : Hari / tanggal :
Sabtu,/ 17 Maret
2018
Pukul : 08.00 – selesai
Tempat : Balai Desa Tanggul Harapan
Kec.Seruyan Hilir Kab.Seruyan
Peserta : 30 orang
B. Materi Nara Sumber
Salah satu faktor dominan
dalam pengembangunan
UMKM adalah faktor permodalan, meskipun bukan yang
paling
menentukan
dalam pertumbuhan dan
perkembangan UMKM.
Untuk itu diperlukan
peranan dari sektor perbankan maupun lembaga keuangan lainnya seperti pegadaian, modal ventura, leasing, dan lainnya dalam
penyediaan permodalan bagi
UMKM.
Hasil kajian juga menunjukkan bahwa kredit bank masih merupakan salah satu alternatif sumber permodalan bagi UMKM. Ironisnya, justru hingga sampai saat ini UMKM merupakan salah satu sektor yang paling dianggap belum layak untuk mendapatkan akses dari perbankan. Terhadap banyaknya keluhan UMKM terkait dengan sulitnya mendapatkan permodalan dar i
perbankan, secara umum, permasalahan yang terjadi
adalah adanya perbedaan persepsi
antara UMKM dengan bank, khususnya mengenai
kelayakan kredit. UMKM memiliki usaha yang
prospektif dan menguntungkan (feasible) namun demikian belum layak dari
kacamata bank (bankable)
karena
minimnya agunan,
atau agunan
yang dimiliki kurang
mencukupi dalam
meng-cover risiko
kredit.
Oleh karena itu untuk
mencari jalan keluarnya, perlu
di adakan penyuluhan untuk melihat permasalahan tersebut dari
dua sisi secara berimbang yakni dari sisi perbankan maupun dari sisi UMKM itu sendiri.
Alasan Penentuan Materi
Penentuan materi penyuluhan untuk nara sumber di sebabkan oleh beberapa permasalahan
UMKM
dalam mengakses kredit kepada perbankan antara lain:
1. umumnya UMKM belum mempunyai pembukuan yang jelas sehingga menyulitkan
perbankan untuk mengetahui informasi mengenai usaha tersebut secara lengkap,
2. masih banyaknya UMKM yang belum terdaftar sebagai badan usaha resmi,
3. kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang mengelola UMKM
4. faktor akses
pemasaran produk yang dihasilkannya.
5. masalah ketidakmampuan UMKM untuk memberikan jaminan yang layak dan secara umum
dapat
dipertanggungjawabkan, ini
merupakan kendala utama
yang selama
ini
sering
dialami/dihadapi oleh sebagian besar
pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro.
6. Permasalahan lain yang dikeluhkan UMKM dalam menghadapi perbankan sebagaimana
terekam dalam berbagai acara Temu Wicara antara UMKM, perbankan dan pemerintah, antara lain: (i) persyaratan agunan dalam
permohonan
kredit, (ii) langkanya sumber dana murah
perbankan, (iii) persyaratan
kredit yang sulit dipenuhi, (iv) tingginya suku bunga
kredit, (v) pendampingan / konsultasi untuk UMKM dan, (vi) terbatasnya informasi
pengembangan usaha.
Metode Penyampaian Materi
Materi
disampaikan dengan beberapa tahap, pertama sambutan dan pengenalan identitas nara sumber dan pejabat
setempat, kemudian membagikan
materi penyuluhan,
dilanjutkan
dengan pendahuluan materi
yang berisi
tentang kewirausahaan, selanjutnya
dijelaskan
solusi
permasalahan
dan tantangan
ke depan dalam
menjalankan usaha secara
mendalam dan lebih terinci dari
pada tahap pertama yang telah disampaikan. Dalam tahap akhir penyuluhan, disampaikan tanya jawab langsung kepada nara sumber terkait materi
yang telah dijelaskan serta memberikan
dorongan agar pelaku usaha menengah
kecil mikro
mampu menyelesaikan
permasalahan
usahanya dan mampu menghadapi tantangan ke depan
atau dimasa yang akan datang.
C. Tahapan Pelaksanaan Pelatihan
Tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam
pelatihan adalah : pra perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, dan terakhir evaluasi serta pelaporan kegiatan.
D.
Indikator keberhasilan
Indikator
keberhasilan kegiatan pelatihan didasarkan pada
beberapa
aspek yaitu : tahapan kegiatan, jumlah kehadiran peserta, ketepatan waktu, partisipasi peserta, penyampaian materi
dalam kegiatan, pengelolaan anggaran,
sikap dan pengetahuan peserta pasca pelatihan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Waktu
Waktu, kehadiran dan partisipasi peserta pelatihan pelaksanaan kegiatan yang 08:30
wib sesuai dengan yang di jadwalkan oleh tim. Sedangkan untuk jumlah peserta ketika acara dimulai sebanyak 30 orang belum termasuk Kades dan Stafnya.
Sementara untuk partisipasi peserta terhadap acara penyuluhan kewirausahaan sangat bagus karna sebelumnya mereka belum
pernah
ada
yang melakukan penyuluhan
kewirausahaan permodalan UMKM.
B. Tahapan kegiatan pelatihan pra perencanaan
Pelaksanaan
kegiatan
diawali dengan
persiapan
pra perencanaan
terkait pembagian materi penyuluhan pengembangan kewirausahaan usaha mikro, kecil, menengah.
.
C. Perencanaan
Perencanaan
yang dilakukan terkait
dengan beberapa
kegiatan
yaitu:
penetapan
waktu dan
tempat kegiatan, jumlah peserta, susunan panitia penyuluhan, pembuatan undangan, materi, metode penyampaian materi, jumlah materi penyuluhan, kebutuhan alat
dan
bahan serta penentuan jumlah
anggaran yang dibutuhkan. Selain itu juga
dipertimbangkan penggunaan transportasi dan waktu berangkat ke tempat pelaksanaan
pelatihan tersebut.
D.
Pelaksanaan
Tutor tim pelaksana hadir di lokasi pada pukul 07.00 WIB, pelaksanaan kegiatan tim mendapat tugas masing-masing yang telah sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat dalam
proses
perencanaan, rincian tugas
anggota tim dalam pelaksanaan pelatihan.
Berikut nama-nama tim :
· Sari Hayati (Nara sumber), bertanggungjawab terhadap materi yang disampaikan dalam penyuluhan kewirausahaan.
· Silvia Ulvatul Khasanah (ketua Pelaksana) :
Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan penyuluhan kewirausahaan.
· Mila Aruna (Ketua Tim) : Mengontak Penyuluh,
menjadi leader dan pengawas jalannya kegiatan
· Winda Anjarwati (Sekretaris) : Mengurus
administrasi penyuluhan
![](file:///C:\Users\Toshiba\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
· Anggota
:
Bertanggung jawab
terhadap
dokumentasi
kegiatan
dan membantu administrasi dan pelaporan kegiatan
E. Evaluasi dan laporan.
Evaluasi yang dilakukan
adalah
evaluasi langsung materi penyuluhan
kewirausahaan kepada masyarakat, dan
evaluasi
keseluruhan
tahapan kegiatan yang dilaksanakan oleh
tim, sedangkan laporan disusun setelah tahapan kegiatan evaluasi dilaksanakan.
F. Penutupan Acara Pelatihan
Kegiatan yang dilakukan selama penutupan acara adalah sebagai berikut: ucapan penutupan dan
permohonan
maaf, terdapat
kesalahan atau
kedatangan
kami dalam
melakukan kegiatan penyuluhan kewirausahaan yang telah menyita waktu
para peserta dan
berpamitan kepada peserta kegiatan,
Kepala Desa dan staf..
G.
Evaluasi Terhadap Keseluruhan Kegiatan
Evaluasi terhadap keseluruhan materi yang telah di
sampaikan dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan
langsung
setelah
acara selesai dan dilakukan
di
Universitas
Darwan Ali Kuala pembuang oleh seluruh anggota tim, yang kedua memberikan bantuan penjelasan jika ada peserta yang ingin
menanyakan kewirauhaan usaha menengah kecil mikro yang tidak mereka pahami.
Indikator keberhasilan biasanya berdasarkan beberapa Asumsi-asumsi dan juga
berdasarkan
kegiatan
pelatihan yang dilaksanakan maka dapat disusun beberapa Indikator
keberhasilan kegiatan, yang disusun
pada beberapa asumsi seperti, perencanaan, manajemen
tim, partisipasi peserta,
penyampaian materi dalam kegiatan,
pengelolaan anggaran dan sikap dan pengetahuan peserta pasca pelatihan.
H.
Kelebihan,
Kelebihan dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan kewirausahaan usaha menengah kecil mikro ini adalah:
· Pembagian tugas terperinci dan jelas
· Alat dan bahan yang digunakan memadai
· Pemateri memiliki kemampuan dan pengalaman dalam menyampaikan materi
pelatihan
· Kemampuan pengelolaan keuangan yang baik
· Survey pendahuluan yang dilakukan oleh ketua tim, langsung menyentuh
![](file:///C:\Users\Toshiba\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
· Pada saat pelatihan dilaksanakan, masyarakat begitu antusiah mengikuti pelatihan tersebut. terutama
ketika dibuka forum tanya jawab, masyarakat begitu antusias
dan bersemangat menanyakan kewirausahaan usaha menengah kecil mikro tersebut.
Kekurangan :
· Dana yang tersedia sangat terbatas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mikro, kecil, dan menengah
dalam perekonomian
suatu negara memiliki
peran yang penting. Bukan hanya di Indonesia, tetapi
kenyataan menunjukkan bahwa posisi usaha mikro, kecil, dan menengah mempunyai peranan strategis di
negara-negara lain juga. Indikasi yang menunjukkan peranan
usaha mikro, kecil, dan menengah itu dapat dilihat dari
kontribusinya terhadap PDB, Eksport non-migas, penyerapan
tenaga kerja, dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti. Adapun
peranan yang sangat strategis dan
penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat
dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam
menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala
lebih besar.
Ketiga, kontribusi UMKM
dalam pembentukkan
PDB cukup
signifikan. Keempat,
memiliki sumbangan kepada devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil.
Keberhasilan
untuk bertahan
dalam masa krisis tidak serta merta menjadikan
UMKM mampu
berkembang dengan
baik. Banyak faktor yang mempengaruhi lambannya
perkembangan usaha tersebut, antara lain perhatian dari pemerintah dan kalangan perbankan yang dirasakan masih kurang. Walaupun upaya-upaya untuk meningkatkan
perhatian kepada
UMKM sudah dilakukan, masih banyak pekerjaan rumah yang belum
terselesaikan secara
optimal. Pekerjaan
rumah
tersebut antara lain adalah
upaya pembinaan, pengembangan
dan juga pendanaan (modal) kepada sektor UMKM. Sementara modal
memang penting, tetapi
dalam mewujudkan komitmennya pemerintah baru pun harus terpusat pada rencana nasional. Masalahnya bahwa belum ada kejelasan kebijakan industri dan bagaimana yang diadopsi nanti agar lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bagi penggangguran dan mengatasi kemiskinan.
B. Tujuan
Tujuan khusus yang diharapkan dari pelaksanaan penyuluhan pengembangan kewirausahaan
usaha mikro kecil menengah di desa Tanggul Harapan:
1. Dengan adanya
penyuluhan maka UMKM
yang kekurangan
dalam permodalan
dapat
mengetahui bagaimana cara untuk mendapatkan modal usaha.
2. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam pemasaran
dapat mengetahui bagaimana cara untuk memasarkan produk usahanya.
3. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam menghadapi persaingan
usaha yang ketat dapat mengetahui bagaimana cara untuk menghadapi persaingan yang
ketat dalam menjalankan usaha.
4. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam mencari pemasok bahan
baku dapat mengetahui
bagaimana cara mencari pemasok bahan baku dalam menjalankan usahanya.
5. Dengan
adanya penyuluhan
maka
UMKM yang kesulitan
dalam teknis produksi dan
keahlian dapat mengetahui bagaimana
teknis produksi dan keahlian dalam menjalankan
usahanya.
6. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam keterampilan manajerial (SDM),
dapat mengetahui bagaimana keterampilan manajerial (SDM) dalam menjalankan
usahanya.
7. Dengan adanya penyuluhan
maka
UMKM yang kesulitan dalam
masalah
manajemen
termasuk
dalam keuangan dan
akuntansi, dapat menyelesaikan masalah manajemen
termasuk dalam keuangan dan akuntansi dalam menjalankan usahanya
8. Dengan adanya penyuluhan maka UMKM yang kesulitan dalam masalah iklim
usaha yang
kondusif seperti adanya kemudahan dalam hal perijinan, perundangan yang memadai dan kondisi makro ekonomi yang stabil,
dapat mengetahui masalah iklim usaha yang kondusif seperti
adanya kemudahan dalam hal
perijinan, perundangan yang memadai dan kondisi
makro ekonomi yang stabil dalam menjalankan usahanya
A. Waktu dan Tempat
BAB
II METODE PELAKSANAAN
Penyuluhan kewirausahaan dilaksanakan pada : Hari / tanggal :
Sabtu,/ 17 Maret
2018
Pukul : 08.00 – selesai
Tempat : Balai Desa Tanggul Harapan
Kec.Seruyan Hilir Kab.Seruyan
Peserta : 30 orang
B. Materi Nara Sumber
Salah satu faktor dominan
dalam pengembangunan
UMKM adalah faktor permodalan, meskipun bukan yang
paling
menentukan
dalam pertumbuhan dan
perkembangan UMKM.
Untuk itu diperlukan
peranan dari sektor perbankan maupun lembaga keuangan lainnya seperti pegadaian, modal ventura, leasing, dan lainnya dalam
penyediaan permodalan bagi
UMKM.
Hasil kajian juga menunjukkan bahwa kredit bank masih merupakan salah satu alternatif sumber permodalan bagi UMKM. Ironisnya, justru hingga sampai saat ini UMKM merupakan salah satu sektor yang paling dianggap belum layak untuk mendapatkan akses dari perbankan. Terhadap banyaknya keluhan UMKM terkait dengan sulitnya mendapatkan permodalan dar i
perbankan, secara umum, permasalahan yang terjadi
adalah adanya perbedaan persepsi
antara UMKM dengan bank, khususnya mengenai
kelayakan kredit. UMKM memiliki usaha yang
prospektif dan menguntungkan (feasible) namun demikian belum layak dari
kacamata bank (bankable)
karena
minimnya agunan,
atau agunan
yang dimiliki kurang
mencukupi dalam
meng-cover risiko
kredit.
Oleh karena itu untuk
mencari jalan keluarnya, perlu
di adakan penyuluhan untuk melihat permasalahan tersebut dari
dua sisi secara berimbang yakni dari sisi perbankan maupun dari sisi UMKM itu sendiri.
Alasan Penentuan Materi
Penentuan materi penyuluhan untuk nara sumber di sebabkan oleh beberapa permasalahan
UMKM
dalam mengakses kredit kepada perbankan antara lain:
1. umumnya UMKM belum mempunyai pembukuan yang jelas sehingga menyulitkan
perbankan untuk mengetahui informasi mengenai usaha tersebut secara lengkap,
2. masih banyaknya UMKM yang belum terdaftar sebagai badan usaha resmi,
3. kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang mengelola UMKM
4. faktor akses
pemasaran produk yang dihasilkannya.
5. masalah ketidakmampuan UMKM untuk memberikan jaminan yang layak dan secara umum
dapat
dipertanggungjawabkan, ini
merupakan kendala utama
yang selama
ini
sering
dialami/dihadapi oleh sebagian besar
pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro.
6. Permasalahan lain yang dikeluhkan UMKM dalam menghadapi perbankan sebagaimana
terekam dalam berbagai acara Temu Wicara antara UMKM, perbankan dan pemerintah, antara lain: (i) persyaratan agunan dalam
permohonan
kredit, (ii) langkanya sumber dana murah
perbankan, (iii) persyaratan
kredit yang sulit dipenuhi, (iv) tingginya suku bunga
kredit, (v) pendampingan / konsultasi untuk UMKM dan, (vi) terbatasnya informasi
pengembangan usaha.
Metode Penyampaian Materi
Materi
disampaikan dengan beberapa tahap, pertama sambutan dan pengenalan identitas nara sumber dan pejabat
setempat, kemudian membagikan
materi penyuluhan,
dilanjutkan
dengan pendahuluan materi
yang berisi
tentang kewirausahaan, selanjutnya
dijelaskan
solusi
permasalahan
dan tantangan
ke depan dalam
menjalankan usaha secara
mendalam dan lebih terinci dari
pada tahap pertama yang telah disampaikan. Dalam tahap akhir penyuluhan, disampaikan tanya jawab langsung kepada nara sumber terkait materi
yang telah dijelaskan serta memberikan
dorongan agar pelaku usaha menengah
kecil mikro
mampu menyelesaikan
permasalahan
usahanya dan mampu menghadapi tantangan ke depan
atau dimasa yang akan datang.
C. Tahapan Pelaksanaan Pelatihan
Tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam
pelatihan adalah : pra perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, dan terakhir evaluasi serta pelaporan kegiatan.
D.
Indikator keberhasilan
Indikator
keberhasilan kegiatan pelatihan didasarkan pada
beberapa
aspek yaitu : tahapan kegiatan, jumlah kehadiran peserta, ketepatan waktu, partisipasi peserta, penyampaian materi
dalam kegiatan, pengelolaan anggaran,
sikap dan pengetahuan peserta pasca pelatihan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Waktu
Waktu, kehadiran dan partisipasi peserta pelatihan pelaksanaan kegiatan yang 08:30
wib sesuai dengan yang di jadwalkan oleh tim. Sedangkan untuk jumlah peserta ketika acara dimulai sebanyak 30 orang belum termasuk Kades dan Stafnya.
Sementara untuk partisipasi peserta terhadap acara penyuluhan kewirausahaan sangat bagus karna sebelumnya mereka belum
pernah
ada
yang melakukan penyuluhan
kewirausahaan permodalan UMKM.
B. Tahapan kegiatan pelatihan pra perencanaan
Pelaksanaan
kegiatan
diawali dengan
persiapan
pra perencanaan
terkait pembagian materi penyuluhan pengembangan kewirausahaan usaha mikro, kecil, menengah.
.
C. Perencanaan
Perencanaan
yang dilakukan terkait
dengan beberapa
kegiatan
yaitu:
penetapan
waktu dan
tempat kegiatan, jumlah peserta, susunan panitia penyuluhan, pembuatan undangan, materi, metode penyampaian materi, jumlah materi penyuluhan, kebutuhan alat
dan
bahan serta penentuan jumlah
anggaran yang dibutuhkan. Selain itu juga
dipertimbangkan penggunaan transportasi dan waktu berangkat ke tempat pelaksanaan
pelatihan tersebut.
D.
Pelaksanaan
Tutor tim pelaksana hadir di lokasi pada pukul 07.00 WIB, pelaksanaan kegiatan tim mendapat tugas masing-masing yang telah sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat dalam
proses
perencanaan, rincian tugas
anggota tim dalam pelaksanaan pelatihan.
Berikut nama-nama tim :
· Sari Hayati (Nara sumber), bertanggungjawab terhadap materi yang disampaikan dalam penyuluhan kewirausahaan.
· Silvia Ulvatul Khasanah (ketua Pelaksana) :
Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan penyuluhan kewirausahaan.
· Mila Aruna (Ketua Tim) : Mengontak Penyuluh,
menjadi leader dan pengawas jalannya kegiatan
· Winda Anjarwati (Sekretaris) : Mengurus
administrasi penyuluhan
![](file:///C:\Users\Toshiba\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
· Anggota
:
Bertanggung jawab
terhadap
dokumentasi
kegiatan
dan membantu administrasi dan pelaporan kegiatan
E. Evaluasi dan laporan.
Evaluasi yang dilakukan
adalah
evaluasi langsung materi penyuluhan
kewirausahaan kepada masyarakat, dan
evaluasi
keseluruhan
tahapan kegiatan yang dilaksanakan oleh
tim, sedangkan laporan disusun setelah tahapan kegiatan evaluasi dilaksanakan.
F. Penutupan Acara Pelatihan
Kegiatan yang dilakukan selama penutupan acara adalah sebagai berikut: ucapan penutupan dan
permohonan
maaf, terdapat
kesalahan atau
kedatangan
kami dalam
melakukan kegiatan penyuluhan kewirausahaan yang telah menyita waktu
para peserta dan
berpamitan kepada peserta kegiatan,
Kepala Desa dan staf..
G.
Evaluasi Terhadap Keseluruhan Kegiatan
Evaluasi terhadap keseluruhan materi yang telah di
sampaikan dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan
langsung
setelah
acara selesai dan dilakukan
di
Universitas
Darwan Ali Kuala pembuang oleh seluruh anggota tim, yang kedua memberikan bantuan penjelasan jika ada peserta yang ingin
menanyakan kewirauhaan usaha menengah kecil mikro yang tidak mereka pahami.
Indikator keberhasilan biasanya berdasarkan beberapa Asumsi-asumsi dan juga
berdasarkan
kegiatan
pelatihan yang dilaksanakan maka dapat disusun beberapa Indikator
keberhasilan kegiatan, yang disusun
pada beberapa asumsi seperti, perencanaan, manajemen
tim, partisipasi peserta,
penyampaian materi dalam kegiatan,
pengelolaan anggaran dan sikap dan pengetahuan peserta pasca pelatihan.
H.
Kelebihan,
Kelebihan dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan kewirausahaan usaha menengah kecil mikro ini adalah:
· Pembagian tugas terperinci dan jelas
· Alat dan bahan yang digunakan memadai
· Pemateri memiliki kemampuan dan pengalaman dalam menyampaikan materi
pelatihan
· Kemampuan pengelolaan keuangan yang baik
· Survey pendahuluan yang dilakukan oleh ketua tim, langsung menyentuh
keseluruhan atau representasi anggota masyarakat untuk mengikuti kegiatan tersebut.
· Pada saat pelatihan dilaksanakan, masyarakat begitu antusiah mengikuti pelatihan tersebut. terutama
ketika dibuka forum tanya jawab, masyarakat begitu antusias
dan bersemangat menanyakan kewirausahaan usaha menengah kecil mikro tersebut.
Kekurangan :
· Dana yang tersedia sangat terbatas.
· Waktu pelaksanaan terbatas
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.